Kilas
Balik Program Merdeka Belajar
Dalam menjalankan pemerintahan, presiden
tidak hanya bekerja bersama wakilnya. Melainkan dibantu dengan kehadiran beberapa
menteri. Masa jabatan menteri dalam mengampu tugas umumnya tidak menentu. Sebab,
pengangkatan serta pemberhentian menteri sepenuhnya berada di tangan presiden. Sehingga
seringkali kita melihat terjadinya perubahan nama pada posisi menteri
berbarengan dengan pergantian presiden. Kebijakan yang diterapkan antara
menteri saat ini dengan sebelumnya pun dapat berubah.
Menteri yang telah ditunjuk dan
dilantik oleh presiden nantinya akan berwenang dalam mengurus berbagai macam
bidang yang diperlukan di pemerintahan dengan memimpin sebuah kementerian. Salah
satu dari macam bidang tersebut ialah termasuk pendidikan. Di Indonesia sendiri,
kementerian yang bertanggung jawab mengatur serta menyelesaikan seluruh masalah
dalam bidang pendidikan disebut dengan Kemendikbudristek.
Kemendikbudristek saat ini tengah
berjalan di bawah kepemimpinan Menteri Nadiem Anwar Makarim. Beliau pada
awalnya dilantik sebagai Menteri Kemendikbud RI pada 23 Oktober 2019. Selang 2
tahun kemudian, Ia diberi kepercayaan oleh presiden dan dilantik kembali untuk
mengisi jabatan sebagai Menteri Riset dan Teknologi. Ini lah yang menjadi
alasan perubahan nama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI)
menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek).
Demi meningkatkan kualitas sumber
daya manusia Indonesia melalui pendidikan, Mendikbudristek Nadiem Makarim mencanangkan
sebuah program yang diberi nama Merdeka Belajar. Program ini diketahui
bertujuan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat
Indonesia melalui transformasi dalam 4 hal, yakni infrastruktur dan teknologi;
kebijakan, prosedur, dan pendanaan; kepemimpinan, masyarakat, dan budaya; kurikulum,
pedagogi, dan assessment. Kehadiran
program merdeka belajar ini banyak mendukung inovasi yang terjadi dalam dunia
pendidikan.
Konsep Merdeka Belajar diusung oleh
Mendikbudristek Nadiem Makarim karena ia ingin menciptakan suasana belajar yang
berbeda bagi para peserta didik. Sehingga peserta didik tidak hanya terfokus
pada skor atau nilai ujian semata. Namun, juga mendapat softskill serta pengalaman belajar secara nyata. Hingga sekarang,
telah hadir 22 transformasi yang diluncurkan Kemendikbudristek melalui program
ini. Berikut sedikit kilas balik mengenai transformasi serta
terobosan-terobosan baru tersebut.
Transformasi yang pertama kali
terjadi melalui peluncuran program ini ialah penghapusan Ujian Nasional. Pada
awal kemunculannya, kebijakan ini cukup menuai tanggapan pro-kontra di kalangan
masyarakat. Tidak tinggal diam, Kemendikbudristek pun memberikan sebuah
klarifikasi bahwasanya kata penghapusan itu salah kaprah. Sebenarnya yang
hendak mereka lakukan adalah hanya mengganti pelaksanaan Ujian Nasional dengan
Asesmen yang lebih relevan. Selain melakukan penggantian Ujian Nasional menjadi
Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, dalam Merdeka Belajar Episode 1
ini mereka juga mengeluarkan kebijakan mengenai penyederhanaan RPP, Penggantian
USBN dengan Asesmen yang sesuai dengan kemauan pihak sekolah, juga
Fleksibilitas peraturan dalam PPDB.
Selanjutnya pada tanggal 24 Januari
2020, muncul Merdeka Belajar Episode 2. Dalam episode ini Mendikbudristek
mengeluarkan kebijakan mengenai peluncuran program Kampus Merdeka. Terdapat 4
pokok kebijakan yang tercantum di dalam program ini, yakni Pembukaan Program
Studi Baru, Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi, PTN-BH, dan Hak Belajar Selama
3 Semester di Luar Program Studi. Bersamaan dengan kemunculan kebijakan ini,
telah terlahir banyak program yang mampu mengasah softskill juga menambah
pengalaman mahasiswa mengenai dunia kerja. Beberapa program yang terlahir
akibat kemunculan kebijakan tersebut yaitu Kampus Mengajar, Magang dan Studi
Independen Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Praktisi Mengajar, dan
masih banyak lagi.
Pada tanggal 10 Februari 2020, muncul lah
Merdeka Belajar Episode 3. Episode ini mengatur mengenai kebijakan berupa
Perubahan Mekanisme BOS. Sama seperti Episode-Episode Program Merdeka Belajar
sebelumnya, dalam episode ini juga memiliki 4 pokok kebijakan yakni Penyaluran
BOS Langsung Ke Rekening Sekolah, Penggunaan BOS yang Lebih Fleksibel,
Peningkatan Nilai Satuan BOS, dan Pengetatan Pelaporan BOS.
Dalam peluncuran program Merdeka
Belajar Episode 4, 5, dan 7 program Merdeka Belajar, Mendikbudristek Nadiem Makarim
fokus membuat kebijakan untuk menciptakan percepatan transformasi
penyelanggaraan pendidikan melalui Sekolah Penggerak. Keseriusan persiapan
dalam pembentukan program ini dibuktikan dengan dikeluarkannya kebijakan
mengenai program organisasi penggerak dan guru penggerak pada episode 4 dan 5.
Kemudian untuk eksekusinya diatur dalam program Merdeka Belajar Episode 7
mengenai Program Sekolah Penggerak. Sekolah Penggerak ini merupakan katalis
untuk mewujudkan visi reformasi pendidikan Indonesia yang berfokus pada pengembangan
hasil belajar siswa secara holistik melalui 6 Profil Pelajar Pancasila. Pelajar
pancasila yang dimaksud disini ialah dibentuknya pelajar yang Beriman, Bertakwa
Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia, Berkebhinekaan Global,
Bergotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, dan Kreatif.
Selanjutnya program Merdeka Belajar
episode 6, dalam program Merdeka Belajar episode ini Kemendikbudristek
mengeluarkan kebijakan mengenai transformasi dana pemerintah untuk peruguruan
tinggi. Transformasi ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan kualitas
perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Dalam mencapai tujuan ini pemerintah
khususnya melalui Kemendikbudristek memberikan dorongan kepada universitas dalam
bentuk penambahan insentif sejumlah berapa capaian IKU yang telah diraih oleh
masing-masing PTN. Disamping penambahan insentif, pemerintah menyiapkan pula
dana Competitive dan Matching Fund bagi seluruh PTN dan PTS di seluruh
Indonesia. Besaran dana yang di gelontorkan pemerintah untuk masing-masing dana
ini adalah sebesar 500 dan 250 miliar rupiah.
Pada tanggal 17 Maret 2021,
Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 8. Episode ini
mengatur mengenai penerapan SMK Pusat Keunggulan. Program SMK PK merupakan
perwujudan visi Presiden Joko Widodo terkait pembenahan pendidikan vokasi
sebagai strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Sekolah yang
terpilih dalam program ini diharapkan dapat menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan
bagi peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.
Selang beberapa hari kemudian,
tepatnya 26 Maret 2021, Kemendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar
Episode 9 Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. KIP Kuliah Merdeka ini merupakan
sejenis beasiswa yang diberikan kepada calon mahasiswa berprestasi yang kurang
beruntung dalam hal keuangan terutama pembiayaan pendidikan.
Bulan berikutnya, masih terkait
dengan beasiswa dan pembiayaan pendidikan, Kemendikbudristek meluncurkan
program Merdeka Belajar Episode 10. Dalam episode ini Kemendikbudristek dan
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) berkolaborasi untuk memperluas ruang
lingkup dan sasaran program beasiswa. Salah satunya mendukung pendanaan 4
program Kampus Merdeka. Program itu ialah Kampus Mengajar, Magang dan Studi
Independen Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, dan Mobilitas
Internasional Mahasiswa. Selain memperluas lingkup dan sasaran beasiswa, LPDP
juga berkolaborasi dengan Kemendikbudristek mengenai pemberian Dana Abadi
Perguruan Tinggi untuk PTN-BH. Kolaborasi tersebut diluncurkan oleh
Mendikbudristek Nadiem Makarim dalam program Merdeka Belajar episode 21.
Selanjutnya pada 25 Mei 2021,
diluncurkan kembali program Merdeka Belajar Episode 11 yang berjudul Kampus
Merdeka Vokasi. Fokus pertama dari Kampus Merdeka Vokasi adalah penawaran dana
kompetitif untuk pembukaan program SMK-D2 Jalur Cepat. Penerapan program ini
sangat mengandalkan sinergitas antara SMK dan kampus vokasi, dengan dunia
kerja. Hal ini dilakukan supaya kualifikasi SDM yang terampil dan unggul dapat
meningkat dalam rentang waktu yang lebih singkat daripada umumnya.
Program Merdeka Belajar Episode 12
yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek memiliki tajuk Sekolah Aman Berbelanja
dengan SipLah. SipLah ini merupakan sebuah sistem elektronik yang pernah
dirilis Kemendikbudristek pada tahun 2019. Pada saat itu, SipLah berguna bagi
sekolah dalam melakukan proses pengadaan barang dan jasa. Namun pada tahun 2021
ini Kemendikbudristek memasukkan beberapa pembaharuan dan melakukan
transformasi. Sehingga Aplikasi ini dapat dimanfaatkan sekolah untuk berbelanja
juga berjualan dengan aman dan lebih baik.
Tidak melulu mengeluarkan program
untuk meningkatkan akademik dan softskill siswa, Kemendikbudristek juga
meluncurkan beberapa episode program Merdeka Belajar dengan mengusung visi
pemajuan kebudayaan. Semua itu terangkum dalam program Merdeka Belajar Episode
13, 17, dan 18. Dalam program Merdeka Belajar episode 13, Kemendikbudristek
meluncurkan sebuah kanal media khusus budaya bernama Indonesiana. Tujuan diciptakannya kanal
media ini oleh pemerintah adalah untuk mewadahi, mengintegrasikan, serta
mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat Indonesia saat ini. Selain
membuat kanal, pada episode 17 dan 18, Kemendikbudristek juga melakukan
beberapa hal lain dalam mewujudkan visi yang ada. Seperti melakukan
revitalisasi bahasa daerah hingga memberikan pendanaan dengan nama Dana
Indonesiana.
Kembali lagi ke program Kampus
Merdeka, akibat maraknya kasus pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan
perguruan tinggi pada November silam. Kemendikbudristek merespon hal tersebut
dengan meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 14 yakni Kampus Merdeka dari
Kekerasan Seksual. Jadi program ini memberitahukan kepada masyarakat umum
terutama seluruh warga yang berada di lingkup perguruan tinggi mengenai
penetapan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan
Penanganan Kekerasan Seksual di lingkungan Perguruan Tinggi (Permendikbudristek
PPKS). Dengan disahkannya peraturan ini, Kemendikbudristek berharap seluruh
sivitas akademika dan tenaga kependidikan mendapatkan rasa aman dalam melakukan
aktivitas belajar di lingkungan perguruan tinggi.
Program Merdeka Belajar selanjutnya
ialah Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Melalui peluncuran
program episode 15 ini Kemendikburistek berkeinginan untuk memulihkan
pembelajaran pascapandemi melalui penyederhanaan kurikulum dalam bentuk
kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat).
Suksesnya terobosan kebijakan pengelolaan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejak 2020, mendorong Kemendikbudristek
kembali mengakselerasi dan meningkatkan pendanaan satuan pendidikan. Dengan
dorongan ini Mendikbudristek Nadiem Makarim pun meluncurkan program Merdeka
Belajar episode 16, yaitu Akselerasi dan Peningkatan Pendanaan Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Kesetaraan. Dalam menjalankan program ini
Kemendikbudristek berkolaborasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Selanjutnya 1 April 2022,
Mendikbudristek meluncurkan program Merdeka Belajar episode 19 mengenai Rapor
Pendidikan Indonesia. Rapor Pendidikan Indonesia ini merupakan langkah tindak
lanjut dari Asesmen Nasional (AN) yang diluncurkan Kemendikbudristek sebagai
program Merdeka Belajar episode pertama. Pada peluncuran Merdeka Belajar
Episode 19, Nadiem Makarim juga mengajak para pemangku kepentingan untuk segera
menjadikan Rapor Pendidikan sebagai landasan untuk melakukan evaluasi dan
perbaikan di satuan pendidikan masing-masing.
Berikutnya adalah Program Merdeka
Belajar Episode 20, mengenai program Praktisi Mengajar. Praktisi Mengajar ini
merupakan bentuk kerjasama perguruan tinggi dengan dunia industri. Kerjasama
tersebut terlaksana dengan perguruan tinggi memanggil para ahli di dunia
industri untuk mengajar serta membagikan pengalaman praktisnya dalam suatu mata
kuliah. Disamping mahasiswa mampu mendapatkan ilmu langsung dari dunia
industri, mahasiswa juga mampu belajar melalui metode studi kasus masalah terkini
yang kedepannya dapat mereka terapkan dalam pemecahan masalah di dunia kerja.
Terakhir dan yang terbaru yaitu
program Merdeka Belajar Episode 22 yang berjudul Transformasi Seleksi Masuk
Perguruan Tinggi Negeri. Transformasi seleksi PTN ini dilaksanakan dengan
tujuan adanya penyelarasan pembelajaran di jenjang pendidikan menengah dengan
pendidikan tinggi. Selain itu, kebijakan ini juga bermaksud untuk memberikan
kesempatan yang lebih adil kepada para peserta didik.
Itu semua adalah kumpulan-kumpulan
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Kemendikbudristek dalam mengupayakan
pengoptimalan kualitas SDM Indonesia selama kurang lebih 3 tahun terakhir.
Kebijakan-kebijakan tersebut diluncurkan Bapak Nadiem Makarim sebagai wujud
dalam menjalankan amanah yang dipercayakan kepadanya dalam menjadi penerus
estafet pemimpin pembangunan pendidikan Indonesia.
FAKTA
http://merdekabelajar.kemdikbud.go.id/
Kilasan
Merdeka Belajar pada Youtube KEMENDIKBUD RI
https://id.wikipedia.org/wiki/Nadiem_Makarim