NEGARA BANGKRUT? EMANG BISA?
Kebangkrutan yang biasa kita dengar menimpa suatu bisnisataupun perusahaan ternyata juga dapat dialami oleh sebuahnegara. Tidak seperti perusahaan yang lantas gulung tikar dantidak mampu beroperasi kembali, negara yang bangkrut masihdapat beroperasi dan mendapatkan penghasilan. Hanya sajaperformanya memang tidak sebaik dulu disaat keadaan negara masih normal. Negara sendiri dapat dikatakan mengalamikebangkrutan pada saat mereka tidak mampu lagi membayarhutang yang mereka miliki. Dari kegagalan bayar tersebutnantinya akan membawa rentetan peristiwa yang terjadi secaradomino.
Kebangkrutan suatu negara akan dimulai dengan tidakterpenuhinya kebutuhan pokok, kenaikan harga secarasignifikan, dan inflasi yang semakin membengkak. Hal ini tentuakan membuat warga sangat kesulitan dalam memenuhikebutuhan sehari-hari. Banyak warga yang akan kehilangansumber mata pencaharian dan mengalami kelaparan. Penjarahan, Korupsi, dan kriminalitas lainnya akan semakin marak terjadi. Apabila pemerintah tidak mampu menyelesaikan permasalahantersebut dengan segera, elektabilitas pemerintah di matamasyarakat dan kepercayaan investor asing pun akan menurun. Investor menjadi ragu untuk menyuntikkan modalnya di sana. Ujungnya, banyak SDM yang dimiliki negara lebih memilihpergi untuk mendapatkan penghidupan yang layak.
Melalui pidato pembukaan dalam Sidang Kabinet Paripurna(SKP) yang diselenggarakan pada tanggal 20 Juni 2022, Presiden Republik Indonesia – Joko Widodo menginformasikanbahwasanya terdapat kurang lebih 60 negara yang akanmengalami krisis ekonomi dan krisis keuangan karena tidakmampu menghadapi tekanan hutang. Dalam kata lain, negara yang berada pada kondisi tersebut sedang berdiri di tengahambang kebangkrutan. Salah satu negara yang tengahmengalami kondisi tersebut ialah negara Sri Lanka.
Sejak Bulan April lalu, Sri Lanka telah mengalami krisisdan mengumumkan adanya gagal bayar hutang luar negerisenilai 51 miliar Dollar AS atau setara dengan 732 triliunRupiah. Perdana Menteri yang menjabat pada saat itu, MahindaRajapaksa, telah menghimbau kepada warga negara untuk tetapsabar dan berjanji mengatasi krisis yang sedang mereka alamitersebut. Sayangnya, hingga saat ini kondisi yang dialami Sri Lanka tak kunjung membaik. Berita mengenai kericuhan danpenjarahan semakin bergejolak. Perdana Menteri Sri Lanka yang baru Ranil Wickremesinghe pun telah menyatakan dengan tegasbahwa negara Sri Lanka telah berubah menjadi negara yang bangkrut. Pernyataan ini ia sampaikan pada tanggal 06 Juli 2022 kepada para anggota parlemen. Semua ini dapat terjadi akibatketidakmampuan pemerintah dalam mengambil kebijakan dankeputusan dalam membenahi keadaan perekonomian.
Ditambah lagi keadaan ekonomi global yang memangterbilang tidak begitu stabil akibat kemunculan virus Covid-19 dan konflik Rusia-Ukraina. Seperti timbulnya kelangkaan energidi beberapa negara, kenaikan harga pada sejumlah komoditas, dan menurunnya angka wisatawan di berbagai tempat wisata. Tanpa ketahanan dan rencana recovery yang baik daripemerintah, hal itu akan menjadi boomerang bagi perekonomiannegara.
FAKTA
https://setkab.go.id/presiden-jokowi-instruksikan-jajaran-antisipasi-krisis-pangan-dan-energi/
https://money.kompas.com/read/2022/07/06/101000526/pm-sri-lanka--negara-sudah-bangkrut-inilah-kenyataannya?page=all#:~:text=JAKARTA%2C%20KOMPAS.com%20%2D%20Perdana,yang%20belum%20pernah%20terjadi%20sebelumnya.
https://internasional.kontan.co.id/news/5-hal-yang-akan-terjadi-jika-suatu-negara-bangkrut-seperti-sri-lanka
Channel Youtube Kompas.com dengan judul “Sri Lanka Bangkrut, Perdana Menteri Minta Rakyatnya Sabar”
Channel Youtube Metro TV dengan judul “60 Negara TerancamBangkrut Karena Utang, Bagaimana dengan Indonesia?”