DIKSI
PRESS RELEASE #5
BOIKOT
PRODUK ISRAEL : MENGUNTUNGKAN ATAU JUSTRU MERUGIKAN PEREKONOMIAN INDONESIA
Konflik antara Israel dan Palestina
kembali memanas. Konflik di wilayah Gaza ini menjelma menjadi tragedi
kemanusiaan dan menimbulkan gelombang protes dan menjadi sorotan masyarakat
dunia terkait aksi Israel yang dianggap sebagai pelanggaran HAM. Berbagai
negara berbondong-bondong menunjukkan aksi solidaritas dan menekan Israel agar
menghentikan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia terhadap rakyat
Palestina, dengan salah satu aksi yang paling populer yaitu gerakan kampanye
pemberian sanksi ekonomi, sosial, budaya, dan politik kepada Israel dengan
memboikot perusahaan yang terafiliasi dengan Israel. Gerakan ini dikenal dengan
nama Boycott, Divestment and Sanctions (BDS).
Gerakan
boikot produk Israel merupakan salah satu bentuk ekspresi politik dan moral
yang dilakukan oleh banyak orang di seluruh dunia untuk mendukung Palestina.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga mengeluarkan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023
tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina. Poin dari fatwa tersebut
salah satunya menghimbau umat Islam untuk menghindari penggunaan produk yang
berafiliasi dengan Israel dan merekomendasikan pemerintah mengambil langkah
tegas.
Diberlakukannya aksi boikot ini
tentunya menimbulkan pro dan kontra dan memunculkan perdebatan baru terkait
pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia. Aksi
boikot ini bisa menjadi peluang yang baik bagi bangsa Indonesia. Karena
sebenarnya berbagai macam produk-produk yang diboikot berkompetisi dengan
produk-produk lokal. Dengan pemboikotan produk-produk tersebut, masyarakat
Indonesia akan mulai beralih kepada produk buatan Indonesia.
Peningkatan
peluang produk lokal tentunya meningkatkan perekonomian Indonesia. Namun,
disisi lain aksi boikot ini memiliki dampak ekonomi dan sosial yang tidak bisa
diabaikan. Dampak ekonomi terlihat dari kerugian yang dialami oleh industri dan
konsumen global akibat penurunan penjualan produk-produk yang diboikot. Dampak
sosial terlihat dari ancaman PHK massal bagi karyawan perusahaan-perusahaan
yang diboikot dan potensi konflik horizontal antara kelompok-kelompok yang
berbeda pandangan.
Aksi
boikot ini memiliki sisi pro dan kontra yang memengaruhi Indonesia dalam
berbagai bidang khususnya ekonomi. Menurut Sekretaris Jenderal Asosiasi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Indonesia, Edy Misero, aksi boikot ini akan berdampak secara efektif jika
penolakan dilakukan terhadap produk impor
yang memang didatangkan langsung dari Israel. Namun, aksi boikot yang dilakukan
untuk sektor jasa atau restoran yang beroperasi di Indonesia punya potensi
menghambat pertumbuhan kinerja pengusaha lokal.
Selain itu pendapat lain disampaikan
oleh dosen Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Arif Luqman
Hakim mengatakan bahwa boikot produk Israel merupakan aksi yang meliputi
penolakan produk yang mendukung Israel baik secara langsung maupun tidak
langsung.
"Beberapa percaya bahwa boikot
bisa mendorong perubahan politik dan perilaku, sementara yang lain menilai
bahwa dampaknya terbatas,” dikutip dari laman UMM, Selasa (7/11/2023)
"Justru ini adalah momen yang
tepat bagi pemerintah untuk mendukung produk lokal agar lebih eksis di kancah
nasional. Ini merupakan peluang untuk menunjukkan kualitas produk lokal juga
tidak kalah menarik dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya
“Alternatif-alternatif ini adalah
cara untuk membantu Palestina tanpa merugikan perekonomian mereka atau
orang-orang yang mungkin terdampak oleh boikot, " ujarnya.
Aksi pemboikotan ini memiliki dampak
yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia. Terdapat dampak positif bagi
produk dalam negeri, seperti meningkatnya peluang produk lokal untuk bersaing
dan meningkatnya perekonomian Indonesia melalui penjualan produk lokal
tersebut. Disisi lain aksi boikot ini juga memberikan dampak negatif bagi para
pekerja di perusahaan terdampak yang terpaksa harus kehilangan pekerjaannya
karena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Indonesia dan Palestina memiliki
hubungan bilateral yang baik, sudah sepatutnya Indonesia ikut berjuang demi
kemerdekaan Palestina dimulai dari hal kecil. Namun, pemerintah juga diharapkan
dapat memberikan solusi bagi para terdampak aksi boikot ini, sehingga jumlah
pengangguran di Indonesia tidak meningkat.
Referensi